Selepas Pekalongan aku benar2 tidur pulas. Sampai sayup2 terdengar teriakan kenek “matahari-matahari” aku pun terbangun sejenak melihat2 sekeliling ternyata sudah sampai Kudus. Lingkar kemudi sudah dipegang driver pinggir lagi. Aku terbangun saat mendengar kumandang adzan subuh sekitar jam 4 lebih, ternyata sedang berhenti menurunkan penumpang di pertigaan masjid Lasem.
Hmmm… lumayan juga subuh2 udh sampai Lasem batinku, biasanya jam 6an baru nyampe sini. Bispun terus melaju menuju ke tujuan akhir yaitu Tuban kota. Aku lihat ke belakang penumpang tinggal sekitar 7-8 orang tujuan Tuban.
Kurang lebih 2 jam perjalanan dari Lasem, akhirnya sampai juga di gapura masuk kota Tuban . Akupun segera bersiap2 mengemasi barang2 begitu juga penumpang yang lain, karena sebentar lagi sampai tujuan akhir.
Sesaat sebelum melintas didepan RM Tamansari Tuban pak Juned ngeblong konvoi truk, tercatat 1 truk elf dan 1 truk kontainer yang di blong. Sempat juga kulihat di RM tersebut ada 2 armada PK dan 1 Lorena yang sedang berhenti untuk kontrol penumpang.
Selesai menunaikan “hajat” ngeblong, pak Juned kembali mengarahkan kemudinya kekiri masuk ke sela2 konvoi truk yang lumayan panjang, karena dari arah berlawanan ada truk trailer Fuso.
Sejurus kemudian aku merasakan sesuatu bakal terjadi karena si SCORPION KING belum sepenuhnya masuk jalur kiri, sebagian body tengah ke belakang masih sedikit melewati marka jalan yang putus2. Truk Fuso dari arah berlawanan pun semakin dekat dan tetap kekeuh di jalurnya tanpa mau geser sedikitpun ke kiri. Padahal jalan lumayan lebar dan sebelah kirinya kosong melompong.
Aku yang saat itu duduk di seat nomor 4 secara refleks meloncat kekiri sambil berteriak awas pak. Dan akhirnya BRAAAAAKK…..!!!! benturan pun terjadi. Guncangan tidak begitu terasa, tetapi suara benturan cukup keras.
Terlihat kaca samping yang sebelumnya tadi sempat aku sandari sedikit tergores tetapi tidak sampai pecah. Awalnya aku mengira cuman baret bodynya saja, tetapi begitu turun kaget melihat kerusakan yang terjadi cukup parah.
Alhamdulillah semua penumpang selamat. Truk yang menyerempet juga berhenti sekitar 150 meter di belakang. Kulihat dari kejauhan lumayan parah juga rusaknya, sisi pintu sebelah kanan ringsek ke belakang. Dan belakangan kuketahui juga bahwa tie-rod rodanya bengkok.
Adu argumenpun terjadi. “Sampean yang salah sudah makan jalurku” ujar sopir truk yang berperawakan kekar dan berambut ikal gondrong. Pak Juned pun menimpali bahwa seharusnya sopir truk tsb punya toleransi dengan geser sedikit ke arah kiri karena jalan lebar dan kosong. Lagipula garis marka jalan juga putus-putus.
Sopir truk tetap ngeyel bahwa dia yang benar, sambil terus ngomel dan menelepon seseorang. Beberapa penumpang akhirnya ikut panas dan beradu argumen. Sebenarnya kejadian ini bisa dihindari andaikata dia ada toleransi dengan sedikit menggeser truknya kekiri, 50 senti saja aku kira sudah cukup.
Diajak damai nggak mau malah pinginnya urusan sama polisi saja. “Ora sudi aku ganti rugi, wes urusan polisi wae” begitu ucap sopir truk waktu itu. Beberapa saat kemudian polisi datang, mungkin ada pengendara yang melintas dan melihat kejadian ini kemudian melapor ke polisi.
Akupun jadi mengingat – ingat kejadian kecelakaan bis pariwisata PO Medali Mas VS Truk pengangkut semen milik Varia usaha yang terjadi di tuban juga. Dimana pada kejadian tersebut memakan korban jiwa cukup banyak pada penumpang bis. Sisi kanan bis terkoyak dari depan sampai belakang.
Terlepas dari musibah yang dialami, aku masih banyak mengucap rasa syukur kepada Allah SWT yang masih melindungiku. Bilamana benturan bergeser beberapa senti saja mungkin kejadian parah seperti yang dialami PO Medali Mas bisa saja terjadi pada TSU-ku ini.
Aku kemudian menelefon istriku untuk minta dijemput di TKP, yang berjarak kurang lebih 2Km dari rumah. Alhamdulillah aku masih bisa berkumpul dengan keluarga kecilku dirumah.
Salam,
dedy_iceman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar